BENGKULU, SemarakNews.co.id – Pada Senin (22/8/2016) lalu, sebanyak 206 Kepala Sekolah dan Pengawas telah dimutasi oleh Bupati Kabupaten Rejang Lebong, H. Ahmad Hijazi. Mutasi besar-besaran tersebut dilaksanakan di ruang Pola Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Rejang Lebong, RA Denny. Setelah mutasi kepala sekolah dan pengawas tersebut, rencananya, pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) telah mempersiapkan mutasi tenaga pendidik atau guru.
Saat ini, pihak BKD Rejang Lebong tengah mendata tenaga pengajar untuk dilakukan pemerataan guru di setiap wilayah. Hal ini sesuai dengan intruksi Bupati, bahwa untuk menjadikan Kabupaten Rejang Lebong menjadi Kota Pendidikan, perlu adanya pemerataan guru hingga ke daerah pelosok. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan (Disdik) Rejang Lebong, saat ini kekurangan guru hingga ratusan orang terjadi di daerah Lembak dan sekitarnya, khususnya guru di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Kepala BKD Rejang Lebong, Khirdes Lapendo Pasju mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya segera melaksanakan pemerataan guru tersebut. Namun, Khirdes menjelaskan bahwa saat ini pihak Disdik tengah menyusun data-data tenaga pengajar tersebut. Selain itu, Ia juga mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pembicaraan dengan pihak Disdik.
“Pemerataan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Rejang Lebong secara menyeluruh,” jelas Khirdes.
Diwawancarai terkait guru yang mengajukan pindah kembali ke kota, padahal baru dimutasi ke daerah pelosok, Khirdes berjanji akan menahan dan tidak akan menyetujui pengajuan tersebut. Karena sering terjadi, para guru yang baru dimutasi ke wilayah pelosok akan segera mengurus kembali kepindahannya untuk kembali ke wilayah perkotaan dengan alasan ini dan itu, sehingga pihak BKD Rejang Lebong harus mengantisipasi oknum guru yang enggan ditugaskan didaerah terpencil tersebut.
Dijelaskan Khirdes, seorang guru yang ditugaskan di wilayah pelosok merupakan suatu amanah, karena seorang guru yang ditugaskan ke daerah tersebut merupakan pioneer pembangunan dan daerah mulai dari tempat terpencil.
“Jangan hanya mau ditugaskan di wilayah perkotaan saja, seharusnya para guru bisa mengabdi dan membangun daerah mulai dari daerah terpencil,” jelas Khirdes.[**]