BENGKULU, SemarakNews.co.id - Banyaknya guru yang pindah dari jabatan fungsional ke struktural mengakibatkan kekurangan tenaga guru di sekolah-sekolah di Kabupaten Rejang Lebong. Nampaknya, profesi guru kurang diminati di Kabupaten Rejang Lebong. Hingga mengakibatkan kekurangan guru mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Menengah Atas dan Kejuruan.
Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akhirnya mengevaluasi setiap dinas dan instansi untuk memenuhi kebutuhan guru di setiap tingkat sekolah. Hal ini dilakukan Hijazi, karena banyaknya guru yang disinyalir pindah jabatan dari fungsional guru menjadi jabatan struktural di dinas dan instansi. Bahkan, pada Rabu (25/5/2016), Bupati Rejang Lebong telah mengembalikan tiga pejabat struktural kembali menjadi guru. Yakni, Camat Kecamatan Bermani Ulu, Sekretaris Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah (BKKBD), dan Lurah Kelurahan Padang Ulak Tanding (PUT).
"Kita akan kembalikan seluruh guru yang saat ini menjabat jabatan struktural di dinas dan instansi. Saat ini pihak BKD Rejang Lebong tengah mengevaluasi kebutuhan guru tersebut. Segera kita akan kembalikan seluruh guru tersebut, karena kebutuhan guru sangat mendesak, apalagi di daerah Lembak," jelas Hijazi.
Diwawancarai SemarakNews.co.id, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Rejang Lebong, Zakaria Effendi membenarkan bahwa di Rejang Lebong memang kekurangan guru. Ditanyai tentang mulai tahun berapa terjadi kekurangan guru tersebut, Zakaria enggan menyebutkannya. Dari data yang dimiliki oleh Disdik Rejang Lebong, terdata bahwa kekurangan guru di tingkat SD mencapai 372 guru. Dengan rincian kebutuhan guru Kelas sebanyak 1.279, sedangkan yang ada hanya 1.043 guru kelas, ini berarti guru kelas di tingkat SD kekurangan sebanyak 236 orang. Kemudian kebutuhan guru agama di tingkat SD sebanyak 194 guru, namun guru yang tersedia saat ini sebanyak 146 guru, masih kekurangan 48 guru agama di tingkat SD. Kemudian, masih di tingkat SD, Guru PJOK juga mengalami kekurangan, yakni dengan kebutuhan guru sebanyak 197 guru, sedangkan guru PJOK yang ada hanya 109 guru, kekurangan guru PJOK sebanyak 88 guru.
"Untuk mantan guru yang masih menjabat struktural di dinas dan instansi, memang telah kita data dan telah dikoordinasikan ke pihak BKD Rejang Lebong. Memang benar telah ada beberapa orang pejabat struktural telah dikembalikan ke sekolah untuk menjadi guru kembali. Namun jumlahnya cuma sedikit. Tidak sampai 10 persen dari jumlah guru yang kurang tersebut," kata Zakaria.
Masih beradasarkan data Disdik Rejang Lebong, kekurangan guru di tingkat SMP pun mencapai 271 guru dari 13 jenis ilmu pendidikan. Guru dengan kekurangan terbanyak adalah bidang ilmu Bimbingan dan Konseling (BK), yakni dengan kebutuhan sebanyak 72 guru, tapi baru tersedia sebanyak 21 guru. Berarti kekurangan guru BK di tingkat SMP mencapai 51 guru. Sedangkan kekurangan guru paling sedikit adalah dibidang pendidikan Bahasa Indonesia, yakni dengan kebutuhan 89 guru, tersedia saat ini sebanyak 84 orang. Guru Bahasa Indonesia di tingkat SMP hanya kekurangan sebanyak 5 orang.
Lanjut ke tingkat SMA, juga terjadi kekurangan tenaga guru. Dari jumlah total kebutuhan guru di tingkat SMA sebanyak 348 guru, hanya kurang 64 guru saja. Tapi, dari analisa data yang dimiliki Disdik Rejang Lebong, ada 2 bidang ilmu pendidikan yang mengalami kelebihan jumlah guru, yakni guru Biologi kelebihan 2 guru dan guru Ekonomi dengan kelebihan 9 guru. Kemudian di tingkat SMK juga mengalami kekurangan guru, yakni sebanyak 84 guru dari berbagai ilmu pendidikan kejuruan.
"Untuk solusi kekurangan guru ini adalah, pihak sekolah diperbolehkan mengunakan tenaga honorer guru dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun, di daerah Lembak memang masih sangat minim guru yang mengajar disana, termasuk guru untuk honorer," demikian Zakaria.[**]