BENGKULU, SemarakNews.co.id - Setelah berhasil menemukan 3 korban longsor yang terjadi di kawasan galian Cluster A PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada Kamis (19/5/2016) sekitar pukul 14.30 WIB, pihak Satuan Tugas Daerah (Satgasda) Tim pencarian dan evakuasi mengadakan acara press release di posko yang terletak di Kantor Camat Lebong Selatan pada Jumat (20/5/2016) sekitar pukul 10.30 WIB. Acara tersebut juga dihadiri oleh pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lebong, yakni Wakil Bupati Lebong, Wawan Fernandez dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebong, Mirwan Effendi, Komandan Satgasda, Letkol Kav. Hendra S.Nuryahya, dan Kapolsek Tes.
Dalam acara press release tersebut, pihak Satgasda menjelaskan bahwa saat ditemukan, proses evakuasi memakan waktu sekitar 2 jam, sehingga proses evakuasi selesai sekitar pukul 16.30 WIB. Setelah proses evakuasi selesai, pihak keluarga korban bisa langsung mengenali jenazah. Namun, demi keperluan pemastian, sehingga ketiga jenazah harus dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujung Tanjung I Kabupaten Lebong guna dilakukan prosedur autopsi untuk lebih memastikan identitas ketiga korban. Proses autopsi selesai sekitar pukul 20.45 WIB dan langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan pada malam itu juga.
"Ketiga korban ditemukan berdekatan yang berada di dalam kontainer tempat para karyawan beristirahat. Korban ditemukan pada kedalaman 8 hingga 10 meter," jelas Dansatgasda Tim pencarian dan evakuasi, Letkol Kav Hendra S.Nuryahya.
Dalam acara press release tersebut juga, Hendra menjelaskan bahwa berdasarkan surat penugasan tim Satgasda, dinyatakan bahwa batas akhir penugasan pencarian tertanggal 25 Mei 2016. Namun, dengan kebesaran Tuhan dan kerjasama seluruh pihak, Tim Satgasda berhasil menemukan para korban pada 19 Mei 2016. Ini berarti, masih ada sisa waktu 6 hari sesuai dengan surat penugasan tersebut.
Hendra juga menambahkan bahwa pihak terkait saat ini tengah mempersiapkan untuk fokus pengerjaan normalisasi air sungai kotok yang terkena dampak longsor berupa meterial batu, lumpur, dan zat belerang yang cukup menggangu aktifitas pertanian dan penggunaan air sungai tersebut. Kemudian, Hendra juga menyarankan oleh pihak terkait untuk memikirkan tentang rehabilitasi terhadap keluarga korban longsor trsebut.
"Seluruh pihak harus bekerja sama untuk meminimalisir gejolak dimasyarakat, hal ini harus dilakukan bersama, memberikan pengertian kepada masyarakat terkait musibah ini dan hal-hal yang dianggap perlu agar tidak terjadi masalah baru," kata Hendra.[**]