BENGKULU - Generasi muda memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia serta menggunakannya dengan baik dan besar. Hal ini disampaikan Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat membuka dan menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Bahasa dan Sastra 2018, Senin (8/10).
Tidak lepas dari itu perjuangan bagaimana para pahlawan untuk mengangkat bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional menjadi Bahasa pemersatu bangsa, harus selalu diingat. Tantangan pada era kekinian seperti sekarang adalah mengubah kemauan membaca masyarakat yang tinggi kepada daya baca yang juga baik.
“Kemauan membaca dengan daya baca yang bagus itulah yang mengubah sikap perilaku masyarakat, karena Bahasa itu pada akhirnya mencerminkan karakter, perilaku dan menjadi gambaran budaya sebuah bangsa,” terang Rohidin Mersyah.
Rohidin Mersyah juga menambahkan kemampuan membaca harus betul – betul ditanamkan sejak dini agar anak – anak mampu melihat sesuatu menjadi sebuah literasi yang sesungguhnya, melihat fenomena apaun menjadi literasi yang baik.
“Daya baca harus dikembangkan, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang betul – betul beradab, berbudaya dan punya nilai – nilai,” tambah Rohidin Mersyah.
Kepala Balai Bahasa Bengkulu Karyono pada kesempatan ini mengungkapkan bahwa diadakannya seminar ini guna untuk melestarikan nilai – nilai kearifan lokal melalui penelitian Bahasa dan sastra untuk meningkatkan peran, serta membangun karakter bangsa.
Kegiatan ini diikuti 208 orang peserta dari peneliti, dosen, wertawan, guru, mahasiswa pemerhati Bahasa serta masyarakat yang peduli terhadap Bahasa. Seminar ini diadakan selama 2 hari yakni mulai tangal 8 hingga 9 Oktober 2018.