BENGKULU – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah membuka rangkatan Festival Tabut 2018. Upacara pembukaan dilaksanakan di Lapangan Merdeka, Senin, (10/9) malam.
Upacara pembukaan Festival Tabut ini dihadiri artis Deni Malik dan Staf Ahli Menteri Bidang Multicultural Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuty. Serta unsur FKPD dan kepala OPD jajaran Pemprov Bengkulu. Festival Tabut dilaksanakan 1 – 10 Muharam 1440 H.
‘’Bengkulu memiliki 9 kabupten dan 1 kota. Seluruh daerah ini miliki keindahan alam serta keunikan ragam budaya. Kita bersyukur Festival Tabut menjadi salah satu dari 100 Events Wonderful Indonesia. Untuk itu festival unggulan di daerah juga kita targetkan bisa masuk Calender of Events Kementerian Pariwisata, setidaknya pada tahun 2020,’’ ungkap Rohidin Mersyah saat membuka Festival Tabut di lapangan Merdeka Bengkulu.
Dikatakan, Festival Tabut mendapat dukungan dari Kemenpar. Agenda wisata budaya ini diharapkan dapat memperkenalkan Bengkulu di level nasional dan internasional.
‘’Festival Tabut bisa mencapai trending topic ke 4 dan mudah-mudahan terus populer, dan kita saksikan langsung bahwa events ini mampu menggerakkan perekonomian. Antusias masyarakat sungguh luar biasa,’’ katanya.
Dikatakan, Pemprov Bengkulu telah menggagas festival yang diselenggarakan di berbagai daerah selain Kota Bengkulu. Di antaranya, keindahan Danau Tes dan eksotisnya Sungai Ketahun untuk arung jeram di Kabupaten Lebong dengan River Lake Festival. Kemudian keindahan bukit dan pegungungan serta potensi alam di Kabupaten Kepahiang melalui Montain Valey Festival. Serta Garden Flower Festival di Rejang Lebong.
Sedangkan Staf Ahli Menteri Bidang Multicultural Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuty dalam sambutannya menyampaikan dukungan Menpar untuk pengembangan pariwisata Bengkulu.
‘’Dukungan tersebut sudah menjadi komitmen bersama pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata. Sehingga bisa menjadi sumber peningkatan kesejahteraan, peningkatan ekonomi yang tentu saja tetap memegang prinsip keberlanjutan. Aksesibilitas misalnya, kita komitmen pengembangan destinasi salah satunya dengan menjadikan atau meng-up grade bandara menjadi internasional. Komitmen ini, kami akan mensupport ke Kementerian Perhubungan. Kita bersyukur progresnya sudah berjalan, pengelolaan Bandara Fatmawati oleh Angkasa Pura,’’ terang Esty.
Selain itu, Esty juga mempertegas statemen Menpar, Arief Yahya beberapa waktu lalu, bahwa dukungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pulau Baai. Harapannya KEK Pulau Baai bisa terwujud dan terintegrasi dengan cluster pariwisata.
“Amenitas, KEK seperti yang disampaikan pak menteri saat conference pers, ada kawasan pariwisata bisa terealisasi,” demikian Esty.